Anggur dan Lorong Waktu: Menyibak Rahasia Minuman Para Dewa & Menelusuri Jejak Sejarah dalam Setiap Teguk
7 wine tertua yang pernah ada di dunia bukan sekadar minuman—mereka adalah saksi bisu peradaban manusia. Bayangkan, ada botol-botol anggur yang usianya melebihi piramida Mesir atau reruntuhan Pompeii. Mereka menyimpan kisah tentang raja-raja, petualang, dan ritual kuno yang telah hilang ditelan zaman. Pada kesempatan kali ini, Tradisi Kuliner ingin mengajak anda untuk menelusuri kisah-kisah ajaib dari wine tertua yang pernah ada di dunia.
Mengapa Anggur Tua Begitu Berharga?

Sebelum menyelami daftar 7 wine tertua, penting untuk memahami mengapa banyak yang menganggap minuman ini sebagai harta karun. Anggur bukan hanya fermentasi buah Vitis vinifera; ia adalah time capsule. Setiap tetesnya mengandung jejak iklim, teknik pertanian, dan selera masyarakat masa lalu. Bahkan, para arkeolog sering kali menggali amphora (tempayan kuno) berisi anggur untuk mempelajari kebiasaan nenek moyang kita.
Daftar 7 Wine Tertua yang Pernah Ada
1. Speyer Wine Bottle (Abad ke-4 M): Anggur Romawi yang Bertahan 1.700 Tahun
Penemuan pertama kali di makam bangsawan Romawi dekat Speyer, Jerman, pada 1867, banyak yang meyakini kalau botol kaca ini sebagai wine tertua di dunia yang masih utuh. Isinya? Campuran anggur, minyak zaitun, dan rempah-rempah—sebuah formula pengawetan ala Romawi kuno. Meski belum pernah terbuka sama sekali, analisis sinar-X mengungkap cairan di dalamnya masih stabil. Botol ini kini menjadi primadona Historical Museum of the Palatinate dan para ahli memperkirakan botol ini berasal dari tahun 325 M!
Teknik Pengawetan yang Mengagumkan
Orang Romawi menggunakan lilin lebah untuk menutup botol, sementara lapisan minyak zaitun mencegah oksidasi. Brilliant, bukan?
2. Rüdesheimer Apostelwein (1540): Anggur Jerman yang Selamat dari Perang
Proses pembuatannya di kebun anggur Rüdesheim, Jerman, Apostelwein ini berusia hampir 500 tahun. Terkenal dengan nama “anggur para rasul” karena hanya memproduksi 12 botol setiap tahun. Salah satunya bertahan hingga kini dan tersimpan di Bremen City Hall. Konon, anggur ini selamat dari bom Perang Dunia II berkat penyimpanan di ruang bawah tanah yang kokoh.
Legenda di Balik Rasa
Petani lokal percaya bahwa anggur ini dibuat dari buah yang dipanen saat bulan purnama, memberi kekuatan magis pada setiap tetesnya.
3. Château Lafite 1797: Harta Karun dari Revolusi Prancis
Château Lafite Rothschild, salah satu premier cru di Bordeaux, menyimpan botol anggur dari tahun 1797—tahun ketika Napoleon masih berkuasa. Anggur ini selamat dari gejolak Revolusi Prancis dan pernah dilelang seharga Rp 1,5 miliar!
Mengapa Harganya Fantastis?
Selain kelangkaan, anggur ini dianggap mewakili era keemasan winemaking Prancis. Para sommelier menggambarkan aromanya seperti “kismis hitam yang menari dengan kayu oak berusia abad.”
4. Massandra Sherry 1775: Harta dari Kekaisaran Rusia
Ditemukan di Crimea, anggur sherry ini diproduksi untuk Tsar Alexander I. Disimpan di Massandra Winery—sebuah gudang bawah tanah megah—anggur ini memiliki catatan rasa nutty dengan sentuhan caramel, khas teknik fermentasi abad ke-18.
Kisah Penyelamatan yang Heroik
Saat Perang Dunia II, para pekerja rela mempertaruhkan nyawa untuk memindahkan botol-botol ini ke lokasi rahasia agar terhindar dari jarahan tentara Nazi.
5. Tokaji Essencia 1650: Cairan Emas dari Hungaria
Raja Louis XIV bahkan menyebutnya sebagai “royal nectar“, Tokaji Essencia ini terbuat dari anggur yang melalui proses fermentasi secara alami selama 8 tahun! Teksturnya seperti madu, dengan kadar gula mencapai 85%. Hanya segelintir botol yang masih ada, salah satunya terpajang di Tokaji Museum.
Proses Pembuatan yang Ekstrem
Anggur aszú (buah yang terkenal noble rot) dipetik satu per satu, lalu direndam dalam must (jus anggur) selama berbulan-bulan. Hasilnya? Minuman yang konon bisa awet hingga 200 tahun!
6. Bristol Cream Sherry 1865: Anggur yang Menginspirasi Sastra
Botol ini pernah menjadi koleksi pribadi penulis Sherlock Holmes, Sir Arthur Conan Doyle. Terkemas rapi dalam botol kristal buatan tangan, sherry ini memiliki aroma walnut dan vanilla yang kompleks.
Anggur dan Seni
Banyak seniman Victorian menganggap sherry sebagai “minuman para pemimpi.” Bahkan, kabarnya Charles D1ckens menulis A Christmas Carol sambil menyesap Bristol Cream!
7. The Old Gate Wine (Abad ke-1 SM): Jejak Anggur Tiongkok Kuno
Temuan terbaru dari makam kaisar Han di Xi’an ini mengguncang dunia wine. Berusia 2.100 tahun, cairan dalam amphora perunggu ini terbukti sebagai anggur tertua dari Asia. Analisis DNA mengungkap campuran beras, madu, dan buah Vitis amurensis (anggur liar Asia).
Filosofi di Balik Anggur Tiongkok
Menurut prasasti kuno, anggur ini dibuat untuk upacara Jìng Tiān (penghormatan langit). Banyak yang meyakini bahwa setiap tegukan akan membawa berkah para leluhur.
Bagaimana Anggur Tua Bisa Bertahan Ribuan Tahun?
Faktor Lingkungan: Rahasia di Balik Botol
Suhu stabil, kelembapan rendah, dan gelap total adalah trio suci penyimpanan anggur. Gua-gua alam seperti di Moldova atau cellars bawah tanah Eropa menjadi “brankas” alami untuk harta cair ini.
Peran Winemakers Kuno
Tanpa teknologi modern, nenek moyang kita menggunakan madu, resin, dan garam sebagai pengawet. Teknik amphora yang terkubur dalam tanah juga membantu stabilisasi suhu.
Kontroversi: Apakah Anggur Tua Masih Layak Minum?
Pendapat Para Ahli
Dr. Monika Christmann, presiden International Organisation of Vine and Wine, menyatakan bahwa sebagian besar anggur tua sudah kehilangan character-nya. Namun, beberapa—seperti Speyer Wine—masih memiliki komposisi kimiawi stabil meski rasa mungkin tak lagi enak.
Pengalaman Pencicipan Langka
Pada 2014, sekelompok sommelier di Jerman nekat mencicipi anggur dari abad ke-19. Hasilnya? “Seperti minum cuka beraroma kayu,” ujar salah seorang peserta.
Menutup Perjalanan: 7 Wine Tertua yang Pernah Ada di Dunia
7 wine tertua yang pernah ada di dunia mengajarkan kita bahwa anggur bukan sekadar minuman. Ia adalah cermin peradaban—dari upacara sakral Tiongkok hingga pesta pora bangsawan Romawi. Meski botol-botol ini mungkin tak lagi nikmat untuk diminum, mereka tetap hidup sebagai legenda. Seperti kata Andrea Hirata, “Kadang, yang terpenting bukanlah isi cerita, tetapi bagaimana kita merasakan getarannya.” Mari angkat gelas untuk sejarah yang tak pernah pudar!