Antara Tradisi dan Sensasi Baru
Melihat kreasi kopi daun bawang yang viral di China mungkin terdengar seperti lelucon bagi sebagian orang. Bagaimana mungkin dua bahan yang sejatinya berlawanan—kopi pahit dan daun bawang aromatik—bisa disatukan? Tapi inilah dunia kuliner: tak ada yang mustahil. Tren ini tiba-tiba meledak di media sosial China, memicu perdebatan antara yang penasaran ingin mencoba dan yang mengernyitkan duga. Mari kita telusuri lebih dalam fenomena unik ini, dari akar tradisi hingga sensasi modernnya.
Kopi Daun Bawang: Bukan Sekadar Gimmick?

Asal-Usul yang Tak Terduga
Kombinasi kopi dan daun bawang sebenarnya bukan hal baru dalam sejarah kuliner Asia. Di beberapa daerah pedesaan China, terutama di wilayah Sichuan dan Yunnan, masyarakat lokal telah lama menggunakan rempah-rempah dan sayuran aromatik sebagai penyeimbang rasa minuman. Namun, ide menyeduh daun bawang segar dengan espresso adalah terobosan yang lahir dari kreativitas kafe-kafe urban.
Seorang barista di Chengdu mengaku terinspirasi dari latte bawang putih yang populer di Korea. “Kami ingin menciptakan sesuatu yang bold, tapi tetap punya sentuhan lokal,” katanya dalam sebuah wawancara virtual. Hasilnya? Secangkir kopi dengan aroma bawang yang menyengat, dihiasi taburan daun bawang cincang di atas foam susu.
Bagaimana Rasanya?
Pertanyaan ini pasti menggelitik siapa pun yang mendengar tentang kopi daun bawang. Menurut pengakuan para penikmatnya, sensasi pertama yang dirasakan adalah aroma daun bawang segar yang dominan, diikuti oleh aftertaste kopi yang hangat. “Seperti minum sup miso tapi dalam bentuk cairan kafein,” ujar seorang pengguna Weibo.
Beberapa kafe menyiasati rasa dengan menambahkan madu atau sirup jahe untuk menetralisir bitterness kopi. Namun, bagi pecinta kuliner ekstrem, justru kombinasi inilah yang menjadi daya tarik. “Ini seperti adventure bagi lidah—Anda tidak akan tahu sampai mencoba,” kata seorang food vlogger.
Viral di Media Sosial: Dari Douyin hingga TikTok
Strategi Konten yang Menggoda
Kunci viralitas kopi daun bawang terletak pada visual yang kontras. Bayangkan: secangkir latte cokelat dengan hiasan daun bawang hijau segar di atasnya. Kontras warna ini mudah menarik perhatian saat di-scroll di platform seperti Douyin (TikTok versi China). Belum lagi reaksi dramatis para influencer saat mencicipi—ada yang meringis, ada yang malah ketagihan.
Seorang content creator bernama @SpicyNoodleQueen bahkan membuat video dengan judul “Kopi untuk Sarapan atau Sup untuk Sarapan?” yang ditonton lebih dari 2 juta kali. “Ini seperti sarapan pagi dalam satu tegukan,” komentarnya sambil tertawa.
Respons Netizen: Antara Jijik dan Penasaran
Kolom komentar di bawah postingan tentang menu fenomenal ini selalu ramai. Sebagian netizen menulis, “Ini pelanggaran terhadap hukum kopi!” sementara yang lain membalas, “Jangan menghakimi sebelum mencoba.” Fenomena ini mengingatkan pada tren durian latte yang sempat booming di Asia Tenggara beberapa tahun lalu.
Menariknya, banyak yang justru tertarik karena rasa penasarannya. Sebuah kafe di Shanghai melaporkan peningkatan penjualan hingga 300% hanya dalam tiga hari setelah video mereka viral.
Membedah Proses Pembuatan Kopi Daun Bawang
Bahan-Bahan yang Digunakan
Tidak semua menu ini dibuat dengan cara sama. Beberapa kafe menggunakan:
- Espresso shot biasa (biasanya dari biji kopi Arabika)
- Daun bawang segar yang diiris halus
- Susu oat atau susu full-cream (untuk vegan, terkadang diganti santan)
- Optional: bubuk jahe, madu, atau bahkan saus tiram untuk versi gurih
Teknik Penyajian Unik
- Infusi Daun Bawang: Rendam daun bawang dalam susu panas selama 5-10 menit untuk mengekstrak aroma.
- Layered Drink: Tuang espresso perlahan di atas susu yang sudah di-infuse, menciptakan lapisan warna yang estetik.
- Garnish: Taburan daun bawang cincang atau serpihan bawang goreng sebagai topping.
“Kuncinya ada di keseimbangan. Terlalu banyak daun bawang, rasanya seperti sup. Terlalu sedikit, hilanglah sensasi uniknya,” jelas seorang barista di Beijing.
Apakah Ini Hanya Tren Semata?
Kembali ke Akar Tradisi
Meski terlihat modern, praktik mencampur rempah dengan kopi sebenarnya punya akar sejarah. Di Ethiopia—kampung halaman kopi—biji kopi sering direbus dengan kayu manis atau cengkeh. Sementara di Maroko, coffee with herbs seperti mint sudah menjadi hidangan klasik. Kopi daun bawang ini banyak yang menganggapnya sebagai adaptasi kontemporer dari tradisi ini.
Potensi Kesehatan yang Diperdebatkan
Beberapa ahli gizi menyoroti manfaat daun bawang yang kaya vitamin C dan antioksidan. “Kombinasi dengan kopi mungkin membantu penyerapan zat besi,” ujar Dr. Li Wei, ahli nutrisi dari Universitas Fudan. Tapi dia juga mengingatkan: “Bagi yang sensitif dengan aroma kuat, ini bisa memicu heartburn.”
Kopi Daun Bawang vs. Tren Minuman Aneh Lainnya
Battle of the Weird: Dari Cheese Tea hingga Squid Ink Latte
Sebelum menu ini viral, China sudah melalui fase cheese tea (teh dengan keju krim asin) dan durian latte. Bahkan di Italia, ada tren espresso dengan lemon peel. Apa yang membuat kopi daun bawang berbeda? “Ini lebih challenging karena melibatkan sayuran. Tapi justru di situlah daya tariknya,” kata seorang analis tren kuliner.
Akankah Tren Ini Bertahan?
Sejarah membuktikan bahwa sebagian besar tren minuman aneh hanya bertahan 6-12 bulan. Namun, penggemar
menu ini yakin ini akan menjadi cult favorite. “Rasanya addictive sekali Anda terbiasa,” kata Mei Lin, mahasiswa yang sudah membeli minuman ini lima kali dalam sebulan.
Melihat Kreasi Kopi Daun Bawang yang Viral di China: Penutup
Fenomena viral ini mengajarkan kita satu hal: inovasi kuliner tak mengenal batas. Meski kontroversial, minuman ini berhasil menantang persepsi kita tentang apa yang mungkin dan tidak mungkin dalam segelas kopi. Entah itu akan menjadi klasik atau sekadar kenangan viral, satu hal pasti—kopi daun bawang telah menorehkan cerita unik dalam babak baru dunia food and beverage. Jadi, berani mencoba?