Tradisikuliner.com Indonesia dikenal sebagai negeri seribu pulau dengan ragam budaya dan kuliner yang begitu kaya. Salah satu warisan kuliner tradisional yang unik dan layak diperkenalkan lebih luas adalah Kasuami, makanan khas dari wilayah Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Bukan sekadar sajian pengganti nasi, melainkan simbol kearifan lokal masyarakat pesisir yang menjunjung tinggi kesederhanaan, efisiensi, dan rasa kebersamaan.

Apa Itu Kasuami?

Kasuami adalah makanan pokok masyarakat Wakatobi yang terbuat dari singkong parut. Cita rasa cenderung netral, sedikit gurih dengan aroma khas dari proses pengukusan yang tradisional. Makanan ini tidak hanya sekadar mengenyangkan, tetapi juga sangat tahan lama, sehingga cocok untuk masyarakat pelaut atau nelayan yang sering berada di laut selama berhari-hari.

Asal Usul dan Filosofi

Kasuami berasal dari budaya maritim suku Bajo dan Muna yang menetap di wilayah pesisir Wakatobi. Lebih dari itu, Ia memiliki filosofi hidup yang mencerminkan sifat tahan banting, hemat, dan bertahan dalam kondisi ekstrem. Ia menjadi simbol dari resiliensi masyarakat pesisir, yang mengandalkan alam dan hasil laut untuk bertahan hidup tanpa kehilangan rasa syukur.

Kandungan Gizi dan Manfaat Kasuami

Sebagai makanan pokok, Kasuami menawarkan sejumlah manfaat kesehatan. Karena terbuat dari singkong alami tanpa bahan tambahan, ia bebas gluten, rendah lemak, dan tinggi serat. Ia juga mengandung karbohidrat kompleks yang membuat rasa kenyang bertahan lebih lama.

Penyajian: Sederhana Tapi Berkesan

Salah satu keunikan Kasuami adalah penyajiannya yang sederhana namun sarat makna. Ia biasanya dibentuk menyerupai kerucut atau bulat, ditempatkan di atas piring daun pisang, dan dikelilingi aneka lauk hasil laut. Ikan asar (ikan asap khas Wakatobi), sambal terasi, serta sayur bening menjadi pelengkap yang menyempurnakan kelezatan setiap suapan. Di beberapa acara adat atau syukuran, bahkan menjadi sajian utama yang melambangkan berkah laut dan daratan.

kasuami

Kasuami dalam Kuliner Modern

Seiring perkembangan zaman, Mulai diangkat ke panggung kuliner nasional oleh para pelaku UMKM dan pemerhati budaya. Beberapa restoran di Kendari dan Baubau sudah mulai menghadirkan sebagai alternatif nasi dalam sajian khas Sulawesi.

Bahkan, dalam beberapa festival kuliner nusantara, Kasuami sering mencuri perhatian karena tampil beda dan membawa cerita panjang tentang kearifan lokal dan keberlanjutan pangan. Tidak sedikit juga chef muda yang mencoba menginovasikan ke dalam bentuk fusion food yang tetap menjaga keasliannya.

Kesimpulan: Lebih dari Sekadar Makanan

Kasuami bukan hanya makanan pokok dari singkong—ia adalah cermin dari nilai-nilai kehidupan masyarakat Wakatobi yang bersahaja namun kaya rasa dan budaya. Bagi para pencinta kuliner nusantara, mencicipi Kasuami adalah sebuah pengalaman yang mengajak kita menyelami cara hidup masyarakat pesisir Sulawesi Tenggara. Jika suatu hari Anda berkunjung ke Wakatobi, jangan lupa untuk mencoba Kasuami hangat dengan ikan asar dan sambal khas—rasakan sendiri bagaimana kesederhanaan bisa jadi begitu luar biasa.

By kuliner

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *