Ketika kita berbicara tentang alkohol tradisional Jepang, hampir semua orang langsung terpikir satu nama legendaris: sake. Namun, tahukah Anda bahwa Jepang memiliki berbagai jenis minuman beralkohol tradisional lainnya yang tak kalah memikat, baik dari sisi rasa, sejarah, maupun cara pembuatannya? Di balik kesederhanaan estetika budaya Jepang, tersembunyi beragam warisan fermentasi yang patut untuk kita jelajahi.

Mari kita menyusuri jalan panjang tradisi, menelusuri jejak minuman leluhur dari negeri sakura yang sudah eksis bahkan sebelum banyak yang mengenal teknologi penyulingan.


Apa itu Alkohol Tradisional Jepang?

Alkohol Tradisional Jepang

Secara umum, alkohol tradisional Jepang merujuk pada minuman beralkohol yang pembuatannya secara lokal dengan teknik yang jadi sudah menjadi warisan turun-temurun. Biasanya terbuat dari bahan alami seperti beras, jelai, ubi manis, atau bahkan soba. Teknik fermentasi dan penyulingannya pun khas, berbeda dengan pendekatan Barat yang menggunakan malt atau anggur.


Sake: Sang Raja, Tapi Bukan Satu-satunya

Sebelum membahas minuman lain, mari kita singgung dulu si bintang utama: sake. Terbuat dari beras yang sudah melalui proses fermentasi, sake memiliki tempat istimewa dalam upacara Shinto, perjamuan istana, dan bahkan pernikahan tradisional. Tapi seperti judul artikel ini, kita tidak akan berhenti di sini.


Tidak hanya sake, inilah alkohol tradisional Jepang selain sake

Di bawah ini adalah deretan minuman beralkohol tradisional Jepang yang mungkin belum banyak publik luas mengenalnya namun memiliki tempat penting dalam kebudayaan dan kehidupan sosial masyarakat Jepang.


Shochu: Kakaknya Sake yang Lebih Kuat

Bahan dan Teknik Produksi

Shochu terbuat dari berbagai bahan seperti ubi jalar (imo), jelai (mugi), dan beras (kome). Proses pembuatannya melalui penyulingan tunggal, sehingga menghasilkan cita rasa yang lebih kuat dan kadar alkohol yang lebih tinggi dari sake, sekitar 25%.

Cara Menikmati Shochu

Cara menikmati minuman ini biasanya dengan air panas (oyuwari), air dingin (mizuwari), atau langsung dengan es batu. Shochu juga menjadi pasangan sempurna untuk izakaya food, makanan ringan khas bar Jepang.


Awamori: Warisan Okinawa yang Eksotis

Asal-usul Awamori

Terkenal sebagai alkohol tertua di Jepang, Awamori berasal dari Okinawa dan terbuat dari beras panjang Thailand (bukan beras Jepang). Ini adalah hasil fermentasi tunggal dan proses penyulingannya hanya sekali menggunakan cetakan hitam khas yang bernama kuro koji.

Keunikan Rasa

Awamori memiliki aroma khas, rasa tajam namun lembut, dan biasanya tersimpan selama bertahun-tahun sebelum bisa menikmatinya. Versi yang telah berusia tiga tahun bernama kusu, dan banyak yang mempercayai memiliki cita rasa serta nilai budaya yang lebih tinggi.


Umeshu: Manisnya Alkohol dari Buah Prem

Proses Pembuatan

Umeshu dibuat dengan merendam buah prem Jepang (ume) dalam alkohol dan gula. Biasanya menggunakan shochu sebagai dasar alkoholnya.

Karakteristik Minuman

Hasilnya adalah minuman yang manis, sedikit asam, dan sangat cocok untuk pencinta alkohol ringan. Umeshu sering diminum sebagai aperitif dan populer di kalangan perempuan dan pemula dalam dunia alkohol Jepang.


Nigori Sake: Sake dengan Tampilan Keruh dan Lembut

Meskipun ini masih tergolong sake, nigori adalah versi yang unik karena tidak sepenuhnya disaring, sehingga tampak keruh dan memiliki tekstur creamy. Rasanya sedikit lebih manis dan ringan, cocok bagi mereka yang ingin alternatif dari sake standar.


Doburoku: Pendahulu Sake yang Jarang Ditemui

Doburoku adalah bentuk paling kuno dari sake—beras, air, dan koji difermentasi tanpa penyaringan. Hasilnya adalah minuman keruh, pekat, dengan rasa manis-asam yang segar. Meski hampir punah, kini doburoku mulai dihidupkan kembali dalam festival-festival lokal.


Kasutori Shochu: Hasil Sampingan yang Jadi Primadona

Ini adalah shochu yang dibuat dari sisa fermentasi sake (sake lees) yang disuling ulang. Meski terdengar seperti produk sampingan, kasutori shochu memiliki rasa khas yang kuat dan menjadi favorit bagi pencinta minuman keras berkualitas tinggi.


Alkohol Tradisional Jepang dalam Budaya dan Upacara

Minuman beralkohol di Jepang bukan hanya untuk bersenang-senang. Ia hadir dalam ritual keagamaan, upacara teh, dan bahkan dalam bentuk persembahan kepada roh leluhur. Banyak sekali filosofi Jepang seperti wabi-sabi dan mono no aware yang tercermin dalam cara masyarakat mereka menikmati alkohol—perlahan, penuh makna, dan menghargai momen.


Perbedaan Mendasar dengan Alkohol Barat

Berbeda dengan budaya barat yang fokus pada efek mabuk atau kadar alkohol tinggi, Jepang lebih menitikberatkan pada pengalaman dan ritual dalam meminum. Bahkan cara menyajikan dan gelas yang digunakan dianggap bagian dari penghormatan terhadap minuman itu sendiri.


Tren Modern: Alkohol Tradisional Jepang Kini Mendunia

Dengan naiknya tren global seperti washoku (kuliner Jepang), banyak alkohol tradisional Jepang kini mendapat tempat di restoran bintang lima dunia. Shochu, umeshu, bahkan awamori kini mulai hadir di bar-bar mewah di New York, Paris, hingga Jakarta.


Eksotisme Minuman Khas Jepang

Dari shochu yang gagah, awamori yang eksotis, hingga umeshu yang manis memikat, alkohol tradisional Jepang adalah cermin dari budaya yang menghormati alam, waktu, dan proses. Maka, lain kali Anda menikmati sushi atau tempura, mungkin sudah saatnya memadukannya dengan minuman lain selain sake.

Tidak hanya sake, inilah alkohol tradisional Jepang selain sake—sebuah undangan untuk mencicipi keragaman rasa dan tradisi yang telah terawat dengan penuh cinta selama berabad-abad.

By kuliner

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *