Tradisikuliner.com Indonesia memiliki ribuan ragam kuliner tradisional yang khas dari setiap daerah. Salah satu yang patut mendapat perhatian lebih adalah Lalampa, makanan khas dari daerah Manado, Sulawesi Utara. Meski sekilas mirip dengan lemper dari Jawa, ia memiliki cita rasa dan keunikan tersendiri yang menjadikannya camilan tradisional yang sangat menggugah selera.

Makanan yang berbahan dasar ketan yang diisi dengan ikan cakalang asap berbumbu khas, dibungkus daun pisang, lalu dibakar hingga aromanya keluar sempurna. Kombinasi rasa gurih, sedikit pedas, dan aroma asap membuat menjadi sajian khas Minahasa yang tidak terlupakan.

Asal Usul dan Filosofi Lalampa

Secara etimologis, nama “Lalampa” berasal dari bahasa daerah di Sulawesi yang merujuk pada proses membakar makanan yang dibungkus daun pisang. Lalampa sudah lama menjadi bagian dari keseharian masyarakat Sulawesi Utara, khususnya sebagai bekal dalam perjalanan atau suguhan istimewa saat acara adat dan hari besar keagamaan. Keunikan rasanya juga membuat kerap menjadi oleh-oleh khas Manado.

lalampa

Cita Rasa Khas Lalampa

Yang membedakan dengan lemper adalah isian dan proses memasaknya. Lemper umumnya berisi abon atau ayam suwir, sedangkan Lalampa menggunakan ikan cakalang asap, yang dibumbui cabai, bawang merah, kemangi, dan perasan jeruk nipis.

Setelah dibungkus lalu dibakar di atas bara api hingga daun pisangnya sedikit gosong dan mengeluarkan aroma khas. Proses pembakaran ini memberi sensasi rasa smoky yang membedakan dari camilan ketan lainnya di Indonesia.

Bahan dan Cara Membuat Lalampa

Bahan utama:

  • Beras ketan putih
  • Santan kelapa
  • Daun salam dan garam
  • Ikan cakalang asap (atau tongkol sebagai alternatif)
  • Daun pisang untuk membungkus

Bahan isian:

  • Cabai rawit dan merah besar
  • Bawang merah dan putih
  • Daun kemangi
  • Perasan jeruk nipis

Cara memasak:

  1. Ketan dikukus bersama santan dan garam hingga matang.
  2. Ikan cakalang disuwir, lalu ditumis bersama bumbu hingga wangi.
  3. Ketan matang dibentuk oval, diberi isian ikan, lalu dibungkus daun pisang.
  4. Lalampa dibakar sebentar hingga daun pisang mengering dan aromanya keluar.
lalampa

Lalampa dalam Budaya dan Tradisi

Dalam budaya Minahasa, Lalampa bukan hanya makanan tetapi juga simbol kehangatan keluarga. Di beberapa daerah juga menjadi kudapan sahur atau berbuka puasa karena kandungan karbohidrat dan proteinnya yang cukup mengenyangkan.

Manfaat dan Nilai Gizi

Ketan sebagai bahan utama merupakan sumber energi yang baik, sementara ikan cakalang asap kaya akan protein dan omega-3. tidak menggunakan pengawet atau bahan kimia tambahan, menjadikannya alternatif camilan sehat yang tetap lezat.

Kesimpulan

Lalampa adalah bukti kekayaan kuliner Nusantara yang tersembunyi namun penuh pesona. Dengan rasa gurih, aroma asap yang khas, dan isian ikan cakalang berbumbu, layak mendapat tempat di hati para pencinta kuliner.

Bagi kamu yang ingin mencicipi rasa autentik Sulawesi Utara, jangan ragu mencari Lalampa saat berkunjung ke Manado, atau bahkan mencoba membuatnya sendiri di rumah. bukan sekadar makanan – ia adalah potret dari tradisi, rasa, dan cinta keluarga Minahasa dalam setiap gigitannya.

By kuliner

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *