Tradisikuliner.com Di balik kekayaan kuliner Nusantara, kue tradisional selalu punya cerita unik. Salah satunya adalah Tetu, kue khas dari Mandar, Sulawesi Barat, yang mulai naik daun di tengah masyarakat urban Indonesia. Bentuknya yang menyerupai perahu kecil dari daun pandan atau janur kelapa membuatnya mudah dikenali dan tak mudah dilupakan.

Asal-usul Tetu: Warisan Budaya Pesisir Mandar

Tetu berasal dari wilayah Mandar, sebuah kawasan di pesisir barat Pulau Sulawesi yang dikenal dengan budaya maritimnya yang kuat. Kue Tetu dinamakan demikian karena bentuknya yang menyerupai perahu kecil, atau tetu dalam bahasa lokal. Perahu ini bukan sekadar simbol transportasi laut, tapi juga menggambarkan semangat petualangan, daya juang, dan ketangguhan masyarakat Mandar menghadapi gelombang kehidupan.

Bahan-bahan Sederhana, Rasa Tak Terlupakan

Salah satu daya tarik Tetu adalah kesederhanaan bahan yang digunakan: tepung beras, santan, gula merah, dan sedikit garam. Saat matang, permukaan kue akan tampak mengkilap dengan aroma wangi khas daun yang membungkusnya.

Yang membuatnya unik adalah rasa gurih dari santan yang berpadu sempurna dengan manisnya gula merah cair di bagian tengah.

tetu

Dari Tradisi ke Tren Kuliner

Di media sosial, pencarian kata kunci “kue tetu” mengalami peningkatan dalam dua tahun terakhir. Ini menandakan bahwa ketertarikan masyarakat terhadap makanan tradisional Indonesia semakin tinggi, khususnya yang memiliki bentuk unik dan latar budaya yang kuat.

Peluang Bisnis dari Kue Tradisional

Dengan meningkatnya minat terhadap makanan lokal, kini menjadi peluang bisnis baru bagi UMKM kuliner. Beberapa pelaku usaha di Makassar, Jakarta, bahkan Bandung mulai memproduksi dalam kemasan modern untuk dijual secara daring.

Tentu saja, tantangan utama adalah menjaga keaslian rasa dan bentuk. Banyak pembuat Tetu tetap mempertahankan cara tradisional dalam membungkus kue menggunakan daun segar agar aroma dan cita rasanya tetap otentik.

Melestarikan Rasa, Menjaga Identitas

Makanan bukan hanya soal rasa, tapi juga identitas. Dalam setiap gigitan, tersimpan cerita panjang tentang kehidupan masyarakat Mandar, tentang laut yang membentuk budaya mereka, dan tentang kekuatan warisan kuliner lokal yang tak lekang oleh waktu.

tetu

Kehadiran Tetu di tengah arus modernisasi menjadi pengingat bahwa warisan kuliner Indonesia masih memiliki tempat istimewa di hati masyarakat. Bukan hanya sebagai nostalgia masa lalu, tetapi juga sebagai bagian dari gaya hidup masa kini yang lebih sadar akan nilai budaya.

Penutup

Tetu bukan sekadar kue. Ia adalah simbol dari warisan, inovasi, dan semangat mempertahankan tradisi. Di tengah tren makanan kekinian, Tetu hadir sebagai alternatif yang tak hanya lezat tapi juga kaya makna. Jadi, jika Anda mencari kudapan yang berbeda dari yang lain, cobalah kue perahu dari Mandar yang kini mulai berlayar ke seluruh Nusantara.

By kuliner

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *