Dalam dunia kuliner Jepang, wasabi kerap menjadi pelengkap yang memicu rasa penasaran. Beberapa fakta dan sejarah wasabi yang jarang orang ketahui membuka tabir tentang akar budaya, cerita masa lalu, hingga fakta ilmiah dari tanaman hijau yang sering disalahartikan ini. Di balik kepedasannya yang menyengat, tersembunyi warisan ribuan tahun yang mengakar kuat dalam sejarah Jepang.


Apa Itu Wasabi Sebenarnya?

Sejarah Wasabi

Wasabi (Wasabia japonica), dikenal juga sebagai Japanese horseradish, adalah tanaman dari keluarga Brassicaceae, yang juga mencakup kubis dan mustard. Tapi, berbeda dengan horseradish biasa yang sering dipakai sebagai pengganti, wasabi asli hanya tumbuh di kondisi yang sangat spesifik — yakni air bersih, sejuk, dan mengalir di pegunungan Jepang.


Asal Usul dan Jejak Sejarah Wasabi

Ditemukan Sejak Abad ke-10

Menurut catatan sejarah, wasabi pertama kali digunakan pada zaman Heian (sekitar abad ke-10). Namun, kepopulerannya sebagai bahan makanan melonjak pada zaman Edo (1603–1868), terutama saat sushi mulai populer sebagai makanan cepat saji bagi warga kota Edo (sekarang Tokyo).

Peran Shogun dan Kelas Samurai

Ada legenda bahwa seorang petani dari wilayah Shizuoka mempersembahkan wasabi kepada seorang shogun sebagai hadiah. Sang shogun langsung terkesima dengan rasa dan aromanya yang unik, dan menjadikan wasabi sebagai bahan eksklusif yang hanya boleh dikonsumsi oleh kalangan bangsawan dan samurai.


Beberapa Fakta dan Sejarah Wasabi yang Jarang Orang Ketahui

1. Kebanyakan Wasabi di Dunia Adalah Palsu

Ini fakta yang mengejutkan: lebih dari 95% produk “wasabi” di luar Jepang ternyata hanyalah campuran dari horseradish, mustard, dan pewarna makanan hijau. Mengapa? Karena menanam wasabi asli sangat sulit dan mahal. Tanaman ini butuh waktu hingga dua tahun untuk tumbuh dan memerlukan kondisi lingkungan yang nyaris sempurna.

2. Wasabi Tidak Membakar Seperti Cabai

Meski terasa “pedas,” wasabi bekerja berbeda dibanding cabai. Zat pedas pada cabai disebut capsaicin yang menyerang lidah, sedangkan pedas dari wasabi berasal dari isothiocyanate, senyawa volatil yang lebih menyerang hidung dan sinus. Inilah yang menimbulkan sensasi seolah-olah ada ledakan mentol di hidung Anda.

3. Sifat Antibakteri Alami

Wasabi sejak lama terkenal memiliki sifat antibakteri. Inilah sebabnya wasabi menjadi pelengkap wajib sushi — bukan hanya untuk rasa, tapi juga sebagai penangkal bakteri dari ikan mentah yang jadi bahan utama sushi.

4. Bisa Membantu Kesehatan

Beberapa studi modern menunjukkan bahwa senyawa aktif dalam wasabi dapat membantu melawan kanker, peradangan, hingga memperlambat pertumbuhan mikroba jahat dalam tubuh. Namun tentu, manfaat ini maksimal jika Anda mengonsumsi wasabi asli, bukan tiruan.


Perbedaan Wasabi Asli dan Palsu

Ciri Wasabi Asli:

  • Warna hijau muda alami, tidak terlalu mencolok.
  • Rasa pedasnya cepat hilang, meninggalkan sensasi segar.
  • Harga sangat mahal (sekitar ratusan ribu rupiah per 100 gram).
  • Untuk penyajiannya biasanya langsung melalui proses parut dari rimpangnya menggunakan oroshigane (parutan kulit hiu).

Wasabi Tiruan:

  • Warna hijau sangat terang karena pewarna.
  • Rasa pedas tajam dan lama karena horseradish.
  • Ada juga dalam bentuk pasta, botolan, atau bubuk instan.

Tanaman yang Proses Budidaya Cukup Sulit

Menanam wasabi ibarat memelihara anggrek gunung — penuh kehati-hatian. Tanaman ini hanya tumbuh optimal di air mengalir bersuhu 8–20°C. Bahkan di Jepang sendiri, hanya beberapa daerah seperti Shizuoka, Nagano, dan Izu yang mampu membudidayakan wasabi asli dengan hasil berkualitas tinggi.


Jenis-Jenis Wasabi di Jepang

1. Hon-Wasabi (本わさび)

Merupakan wasabi murni, berasal dari akar tanaman wasabi yang diparut. Inilah yang terkenal sebagai wasabi sejati.

2. Sawa-Wasabi (沢わさび)

Tumbuh di air mengalir dan merupakan jenis yang paling premium, biasanya ada di restoran kaiseki (hidangan tradisional Jepang tingkat tinggi).

3. Oka-Wasabi (丘わさび)

Proses budidaya di tanah seperti tanaman lain, tapi rasa dan kualitasnya sedikit di bawah sawa-wasabi.


Cara Tradisional Menyajikan Wasabi

Wasabi segar tidak boleh sembarangan memarutnya. Di Jepang, memarut wasabi root biasanya menggunakan kulit hiu atau sharkskin grater untuk menghasilkan tekstur lembut seperti pasta. Pasta ini harus langsung dimakan dalam waktu 15 menit setelah diparut karena aromanya cepat menguap.


Wasabi dalam Budaya Pop dan Globalisasi

Wasabi telah merambah dunia barat melalui gelombang popularitas sushi. Bahkan muncul dalam bentuk keripik, kacang, hingga cokelat rasa wasabi. Namun, sangat sedikit restoran di luar Jepang yang benar-benar menggunakan wasabi asli. Biasanya mereka menggunakan versi campuran karena harga dan ketersediaannya.


Mengapa Sulit Menemukan Wasabi di Indonesia?

Alasan utamanya sederhana: iklim tropis Indonesia tidak cocok untuk budidaya wasabi. Bahkan petani profesional pun sering gagal di negara asalnya. Maka, tak heran jika yang beredar di pasar Indonesia hampir seluruhnya adalah produk imitasi.


Kesimpulan: Warisan dan Nilai Tinggi dari Wasabi Asli

Menelusuri beberapa fakta dan sejarah wasabi yang jarang orang ketahui membawa kita pada pemahaman mendalam tentang betapa berharganya tanaman satu ini dalam tradisi dan kuliner Jepang. Ia bukan sekadar pelengkap sushi, melainkan simbol dari teknik pertanian rumit, warisan budaya, dan penghormatan terhadap rasa alami. Maka lain kali saat Anda mencicipi sushi, ingatlah: apakah itu benar-benar wasabi, atau hanya sekadar tiruan?

By kuliner

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *