Tradisikuliner.com – Jika Indonesia punya nasi tumpeng sebagai simbol kebersamaan dan syukuran, Palestina punya Maqluba—hidangan nasi berempah yang dibalik saat disajikan, menciptakan tampilan yang memukau dan rasa yang kaya akan sejarah. Maqluba, yang secara harfiah berarti “terbalik” dalam bahasa Arab, bukan hanya soal rasa. Ini adalah cerita tentang tanah, tradisi, dan perlawanan yang dituangkan dalam satu piring besar.
Asal Usul Maqluba: Lebih dari Sekadar Makanan
Maqluba sudah ada sejak berabad-abad lalu di wilayah Levant, terutama di Palestina, Suriah, dan Yordania. Namun di Palestina, bukan sekadar makanan rumahan—ia adalah simbol perlawanan kuliner terhadap penjajahan dan cara mempertahankan identitas budaya di tengah krisis yang tak kunjung usai.
Apa yang Membuat Maqluba Istimewa?
Secara tampilan, memang mengingatkan kita pada nasi tumpeng atau bahkan nasi kebuli, tapi teknik pembuatannya sangat unik. Hidangan ini dimasak dengan susunan terbalik: daging (biasanya ayam atau domba), sayuran goreng seperti terong, kentang, dan kembang kol, lalu ditutup dengan beras basmati yang telah dibumbui rempah-rempah khas Timur Tengah seperti kayu manis, kapulaga, cengkeh, dan allspice.

Semua bahan disusun dalam panci besar, dimasak hingga matang, lalu dibalik ke atas piring saji seperti membalik kue tart. Hasilnya adalah sebuah menara nasi padat berlapis sayuran dan daging yang harum dan menggoda.
Rempah-Rempah: Jiwa dari Maqluba
Tak lengkap membahas tanpa membicarakan rempah-rempahnya. Dalam budaya Palestina, penggunaan rempah bukan hanya soal rasa, tetapi juga tentang penyembuhan dan simbolik. Bayangkan aroma harum dari kayu manis yang berpadu dengan kehangatan kapulaga dan sedikit sensasi tajam dari lada hitam—itulah napas dari Maqluba. Tidak heran jika rasa bisa sedikit berbeda dari satu rumah ke rumah lainnya, meskipun menggunakan bahan dasar yang sama.
Lebih dari Hidangan, Maqluba Adalah Identitas
Di tengah konflik panjang yang membayangi Palestina, makanan menjadi salah satu bentuk pertahanan budaya yang paling kuat. Generasi muda Palestina di pengasingan bahkan menjadikan Maqluba sebagai cara untuk tetap terkoneksi dengan akar mereka.
Banyak diaspora Palestina di Eropa dan Amerika memasak Maqluba sebagai bentuk nostalgia dan pelestarian budaya. Bahkan beberapa restoran Timur Tengah kini mulai menempatkan sebagai menu andalan yang membuat penasaran pelanggan internasional.

Maqluba dalam Dunia Kuliner Global
Dalam era media sosial, Maqluba semakin populer. Video proses membalik menjadi viral karena tampilannya yang dramatis. Chef-chef dunia mulai memasukkan ke dalam menu mereka, terkadang dengan twist modern, tapi tetap mempertahankan jantung rasa dan tradisinya.
Namun, yang membuat tetap istimewa bukanlah viralitasnya, melainkan cerita yang ia bawa di setiap sendokan nasi: cerita perjuangan, cinta keluarga, dan kehangatan yang menyatukan.
Penutup
Maqluba bukan hanya sekadar makanan dari Palestina. Ia adalah simbol ketahanan budaya, karya seni kuliner yang memadukan estetika dan cita rasa dalam satu sajian. Jika nasi tumpeng di Indonesia menyatukan keluarga, di Palestina menghidupkan kenangan dan membangun harapan. Menikmati berarti menyelami kisah panjang sebuah bangsa yang tetap berdiri lewat hidangan yang menggugah dan berkesan.