Bayangkan berada di dapur rumah warga asli Ethiopia, atau di tengah kabut dapur fermentasi di Korea Selatan—8 teknik memasak anti mainstream dari berbagai negara bukan sekadar tentang bagaimana proses memasak dari makanan, tetapi bagaimana budaya dan filosofi hidup tersaji dalam satu piring.
Tradisi Kuliner akan membawa Anda menjelajahi delapan teknik memasak unik dari berbagai penjuru dunia yang mungkin belum pernah Anda dengar. Dari memasak dalam tanah, hingga fermentasi ekstrem, semuanya memiliki kisah dan rasa yang tak terlupakan.
Mengapa Teknik Memasak Itu Penting dalam Tradisi Kuliner

Teknik memasak bukan cuma soal rasa. Ini soal identitas, cara hidup, dan bahkan cara menyampaikan kasih sayang dalam budaya tertentu. Di balik setiap teknik, ada filosofi yang tertanam kuat dan sudah jadi warisan turun-temurun.
1. Hidangan dalam Lubang: Teknik ‘Hāngi’ dari Selandia Baru
Memasak dengan Bumi, oleh Bumi
Hāngi adalah teknik memasak tradisional suku Māori dengan cara mengubur makanan di dalam tanah yang dipanaskan oleh batu vulkanik. Daging, ikan, dan sayuran terbungkus dalam daun, kemudian dikubur bersama batu panas dalam lubang tanah selama berjam-jam.
Hasil akhirnya? Aroma asap dan tanah yang menyatu, menciptakan sensasi rasa earthy yang hanya bisa Anda temui dari alam. Ini bukan sekadar makan, ini adalah pengalaman spiritual.
2. Fermentasi Ekstrem: ‘Kimchi’ Korea Selatan
Teknik Memasak yang Bernafas
Fermentasi adalah teknik memasak yang tidak melibatkan api, tapi sangat kuat dalam membentuk rasa. Kimchi dibuat dengan memfermentasi sayuran—biasanya sawi putih dan lobak—dalam campuran cabai, bawang putih, jahe, dan jeotgal (ikan fermentasi).
Yang membuatnya anti-mainstream? Fermentasi dilakukan dalam onggi (guci tanah liat), dan bisa berlangsung selama bertahun-tahun. Inilah mengapa rasa kimchi bisa sangat kompleks dan tajam.
3. Pemasakan Batu Panas di Filipina: Teknik ‘Boodle Fight’
Perang Rasa di Atas Daun Pisang
Meski bukan teknik memasak dalam arti klasik, boodle fight adalah cara penyajian dan memasak yang khas tentara Filipina. Mereka menggunakan batu panas untuk memanaskan makanan di atas meja panjang yang dialasi daun pisang.
Konsep ini bukan cuma soal makan bersama, tapi juga bentuk kesetaraan—semua orang makan dari piring yang sama, dengan tangan kosong, dalam semangat persaudaraan.
4. Teknik Asado di Argentina: Bukan Sekadar BBQ
Seni Membakar Daging Perlahan
Asado adalah teknik memanggang daging dengan perlahan di atas bara api terbuka, biasanya menggunakan kayu khusus seperti quebracho. Daging dipasang di atas besi besar yang disebut asador dan dimiringkan agar mendapatkan suhu merata.
Tidak seperti BBQ Amerika, teknik ini menekankan kesabaran dan kendali terhadap panas, yang bisa memakan waktu hingga 8 jam untuk satu ekor kambing utuh. Hasilnya luar biasa lembut dan juicy.
5. Steaming dengan Bambu: Dim Sum Klasik Cina
Teknik Uap yang Melembutkan Segala
Steaming atau mengukus bukan hal baru. Tapi dalam budaya Cina, teknik ini diangkat menjadi seni. Dengan keranjang bambu bertumpuk, makanan seperti siu mai, har gow, dan bao dikukus dalam suhu stabil dan uap penuh aroma.
Rahasia keunikannya terletak pada penggunaan bambu—yang memberi aroma alami dan menjaga kelembaban tetap terkunci dalam makanan.
6. Teknik ‘Pit Roasting’ ala Meksiko: Barbacoa
Daging Lumer dalam Pelukan Bara
Barbacoa adalah teknik memasak daging (biasanya kambing atau sapi) dalam lubang tanah yang dilapisi batu panas dan dedaunan, lalu ditutup rapat dan dimasak selama semalaman.
Ini bukan sekadar teknik, ini adalah warisan Aztec dan Maya yang masih lestari hingga hari ini. Teksturnya yang lumer dan rasa yang smokey membuat teknik ini sangat dicari oleh para pencinta daging sejati.
7. Teknik ‘Smoking’ dari Nordik: Ikan dan Salju
Mengawetkan Lewat Asap dan Angin Dingin
Negara-negara Skandinavia seperti Norwegia dan Islandia terkenal dengan teknik smoking dingin—ikan diasap pada suhu rendah selama berhari-hari. Teknik ini awalnya untuk mengawetkan makanan di musim dingin, tapi kini menjadi gaya kuliner tersendiri.
Hasil akhirnya adalah lapisan rasa asap yang lembut, tanpa membuat ikan menjadi kering. Salmon dan trout yang pengolahannya dengan teknik ini meleleh di mulut seperti mentega asin.
8. Teknik ‘Sous-Vide’ dari Prancis: Keakuratan Rasa
Memasak dalam Kantong Kedap dan Presisi Ilmiah
Sous-vide berarti “di bawah vakum”. Bahan makanan masuk ke dalam plastik kedap udara dan semua melalui proses memasak dalam air bersuhu rendah untuk waktu yang lama.
Teknik ini menghasilkan tekstur yang sempurna dan kelembutan maksimal. Meski terkesan modern, akar teknik ini berasal dari eksperimen ilmiah abad ke-18 di Prancis.
Kenapa Teknik Memasak Unik Menjadi Magnet dalam Kuliner Dunia
Teknik memasak yang anti mainstream menjadi bukti bahwa memasak bukan sekadar keahlian dapur, tetapi cara bercerita, cara mencintai, dan cara bertahan hidup. Setiap teknik membawa identitas, setiap rasa membawa kisah.
Bahkan saat dunia berlomba dalam fast food, teknik seperti hāngi, asado, atau kimchi menunjukkan bahwa proses dan kesabaran masih punya tempat yang terhormat di meja makan.
Menghidupkan Tradisi Lewat Teknik Memasak Anti Mainstream
Setelah menelusuri 8 teknik memasak anti mainstream dari berbagai negara, satu hal menjadi jelas: masakan terbaik bukan hanya soal penggunaan bahan, tapi juga tentang bagaimana dan mengapa makanan itu melalui proses masak seperti itu.
Teknik memasak yang unik adalah jalan lain untuk memahami dunia—lewat aroma, rasa, dan cerita di baliknya. Jadi, lain kali Anda memasak, coba tanyakan: bukan hanya apa yang Anda masak, tapi bagaimana dan kenapa Anda memasaknya?