Tradisikuliner.com Jika Anda berpikir semua makanan khas Norwegia itu ringan dan bersahaja seperti roti lefse atau sup hangat, maka bersiaplah untuk mengenal pinnekjøtt—hidangan daging domba yang kering, asin, penuh rasa asap, dan dimasak dengan cara unik: dikukus di atas tumpukan ranting pohon birch. Lebih dari sekadar hidangan, pinnekjøtt adalah kenangan masa kecil, tradisi keluarga, dan rasa yang membawa kembali ke desa-desa bersalju di musim Natal.

Apa Itu Pinnekjøtt?

Pinnekjøtt berasal dari wilayah barat Norwegia dan secara harfiah berarti “daging ranting.” Proses ini tidak hanya memberikan aroma khas kayu, tetapi juga menjaga daging tetap empuk dan kaya rasa. Sebagian versi juga melalui proses pengasapan. Hasil akhirnya adalah potongan daging berwarna cokelat keemasan, beraroma tajam, dan memiliki cita rasa kuat—asin, berlemak, dan sedikit pahit dari proses pengeringan alami.

Pinnekjøtt

Dari Tradisi Bertahan Hidup hingga Hidangan Perayaan

Sejarah pinnekjøtt bermula dari kebutuhan masyarakat pedesaan Norwegia untuk mengawetkan daging selama musim dingin yang panjang dan brutal. Mengeringkan dan mengasinkan domba menjadi solusi cerdas untuk memastikan ketersediaan protein hingga berbulan-bulan ke depan.

Namun seiring waktu, pinnekjøtt berubah status: dari makanan bertahan hidup menjadi simbol kemewahan Natal. Kini, lebih dari 30% masyarakat Norwegia menyantap pinnekjøtt saat malam Natal—khususnya di wilayah barat seperti Bergen dan sekitarnya.

Proses Memasak yang Ritualistik

Yang membuat pinnekjøtt begitu ikonik adalah proses memasaknya. Setelah direndam air selama 24-30 jam untuk menghilangkan kelebihan garam, daging diletakkan di atas lapisan ranting birch di dalam panci besar. Di bawah ranting itu dituangkan sedikit air, dan panci ditutup rapat.

Pendamping Setia Pinnekjøtt

Untuk menyeimbangkan rasa gurih dan lemak dari domba, pinnekjøtt biasanya disajikan dengan:

  • Saus mustard atau brown sauce: sebagai pelengkap rasa.
  • Akvavit: minuman keras khas Skandinavia yang membantu “membersihkan” lemak di mulut.

Kombinasi ini menjadikan pinnekjøtt bukan hanya satu hidangan, tapi satu pengalaman makan penuh nostalgia dan rasa syukur.

Pinnekjøtt

Rasa yang Membelah Opini

Tidak semua orang menyukai pinnekjøtt di gigitan pertama. Rasa domba yang kuat dan tekstur yang berserat bisa mengejutkan lidah yang belum terbiasa. Tapi bagi mereka yang tumbuh besar dengan aroma ranting kayu dan asap di dapur, pinnekjøtt adalah rasa pulang, rasa rumah, rasa Natal.

Bahkan di era modern, ketika restoran mewah bisa menyajikan domba dengan teknik sous-vide atau panggang arang, banyak orang Norwegia tetap kembali ke dapur keluarga dan panci besar penuh ranting untuk menyantap hidangan yang membawa kenangan.

Penutup: Lebih dari Sekadar Daging

Pinnekjøtt adalah contoh bagaimana makanan bisa menjadi jembatan waktu. Ia membawa cita rasa masa lalu ke meja makan masa kini. Di setiap serat dagingnya tersimpan cerita musim dingin, tawa keluarga, dan nyala api dari tungku kayu.

By kuliner

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *