Tradisikuliner.com Di tengah perkembangan dunia kuliner modern yang serba cepat, Inggris punya satu tradisi makan yang tak pernah kehilangan pesonanya: Sunday Roast. Lebih dari sekadar makanan, Sunday Roast adalah ritual mingguan yang penuh kehangatan, kelezatan, dan nostalgia. Setiap hari Minggu, meja makan rumah tangga Inggris dipenuhi aroma daging panggang, kentang renyah, sayuran segar, dan saus gravy yang menggoda. Tradisi ini bukan hanya soal rasa, tapi juga tentang kebersamaan dan warisan budaya.

Asal Usul Sunday Roast

Sunday Roast memiliki akar sejarah yang panjang, berasal dari abad ke-15 saat masa pemerintahan Raja Henry VII. Saat itu, memakan daging panggang pada hari Minggu adalah bentuk perayaan setelah kebaktian gereja. Para petani dan pekerja kelas menengah akan berkumpul bersama keluarga untuk menyantap hidangan besar sebagai bentuk penghormatan atas hasil kerja keras selama seminggu. Dalam banyak rumah tangga Inggris, tradisi ini tetap hidup hingga kini.

sunday roast

Apa Saja Isi Sunday Roast?

Sunday Roast selalu dimulai dengan daging panggang utama, yang bisa berupa daging sapi, ayam, babi, atau domba. Masing-masing punya pendamping khas. Selain daging, elemen penting lain dari Sunday Roast antara lain:

  • Roast potatoes: kentang yang dipanggang dengan minyak atau lemak hewani hingga garing di luar dan lembut di dalam.
  • Sayuran rebus atau panggang: seperti wortel, parsnip, kacang polong, dan brokoli.
  • Yorkshire pudding: adonan panggang berbentuk mangkuk yang renyah, biasanya diisi dengan gravy.
  • Saus gravy: saus kental yang dibuat dari tetesan daging panggang dan kaldu, menuang ke seluruh hidangan untuk menambah rasa.
  • Stuffing dan saus pelengkap: seperti stuffing roti herba atau saus cranberry, tergantung jenis daging yang digunakan.

Setiap keluarga punya versi Sunday Roast-nya sendiri, dan tidak ada aturan baku—selama ada rasa, ada kenangan.

Tradisi yang Menyatukan Generasi

Yang membuat Sunday Roast begitu spesial adalah nilainya sebagai simbol kebersamaan. Di banyak keluarga, makan siang hari Minggu menjadi satu-satunya waktu dalam seminggu di mana semua anggota keluarga duduk bersama di meja makan.

Bagi banyak anak-anak Inggris, aroma daging panggang yang menguar dari dapur menjadi bagian tak terpisahkan dari masa kecil. Kakek-nenek, orang tua, dan cucu bisa berbagi cerita, bercanda, dan menikmati hidangan hangat bersama-sama. Bahkan mereka yang tinggal jauh pun kerap pulang ke rumah orang tua mereka khusus untuk ikut Sunday Roast.

sunday roast

Sunday Roast di Era Modern

Meski zaman berubah, Sunday Roast tetap relevan. Kini banyak pub dan restoran yang menawarkan versi modern Sunday Roast, lengkap dengan pilihan vegetarian, vegan, atau gluten-free. Hidangan ini juga sudah menyebar ke berbagai belahan dunia, termasuk Australia, Kanada, dan bahkan Asia, di mana diaspora Inggris memperkenalkan tradisi ini ke komunitas baru.

Beberapa keluarga juga menyesuaikan hidangan Sunday Roast dengan sentuhan global, seperti menambahkan bumbu kari, saus barbekyu, atau rempah Timur Tengah. Namun intinya tetap sama: menyantap makanan hangat bersama orang-orang terdekat.

Penutup: Rasa yang Tak Pernah Usang

Sunday Roast adalah contoh sempurna bagaimana makanan bisa menjadi jembatan antara rasa dan tradisi. Ia mengajarkan kita bahwa kelezatan bukan hanya soal teknik memasak, tapi juga tentang momen, suasana, dan kebersamaan.

Di dunia yang semakin sibuk dan terpecah, Sunday Roast hadir sebagai pengingat sederhana bahwa kadang, duduk bersama sambil menikmati daging panggang dan gravy buatan rumah bisa menjadi hal paling membahagiakan. Bukan hanya sajian, tapi sebuah kenangan yang terus hidup di meja makan setiap hari Minggu.

By kuliner

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *