Tradisikuliner.com – Jika berbicara tentang kuliner Jepang, pikiran kita mungkin langsung tertuju pada sushi, ramen, atau tempura. Namun, ada satu hidangan yang berhasil merebut hati masyarakat Jepang hingga menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian mereka, yaitu Katsu Curry. Hidangan ini memadukan renyahnya potongan daging goreng tepung dengan kuah kari kental yang harum dan menggugah selera.
Jejak Sejarah Kari di Jepang
Kari bukanlah masakan asli Jepang. Hidangan ini pertama kali masuk ke Negeri Sakura pada akhir abad ke-19, tepatnya pada Era Meiji (1868–1912). Saat itu, Jepang mulai membuka diri terhadap dunia luar setelah lama menjalani isolasi. Inggris, yang saat itu menjajah India, memperkenalkan kari ke Jepang melalui pengaruh perdagangan dan militer.
Lahirnya Katsu Curry
Kombinasi antara kari dan katsu (potongan daging goreng berlapis tepung panko) diperkirakan mulai populer pada awal abad ke-20. Tonkatsu sendiri diperkenalkan di Jepang sekitar tahun 1899 sebagai adaptasi dari schnitzel Eropa.

Restoran pertama yang disebut-sebut menyajikan Katsu Curry adalah sebuah rumah makan kecil di Tokyo pada tahun 1910-an. Ide sederhana namun brilian ini berhasil menciptakan harmoni rasa: renyahnya tonkatsu berpadu dengan kuah kari yang gurih, manis, sekaligus pedas ringan. Sejak saat itu, Katsu Curry berkembang pesat dan menjadi menu favorit di restoran, kantin sekolah, hingga rumah tangga Jepang.
Komponen Utama Katsu Curry
Kelezatan Katsu Curry terletak pada kesederhanaannya. Hidangan ini biasanya terdiri dari tiga elemen utama:
- Tonkatsu – daging babi atau ayam yang dibalut tepung panko, lalu digoreng hingga keemasan dan renyah.
- Kare Raisu (Kari Jepang) – Teksturnya kental dengan rasa manis gurih yang menenangkan.
- Nasi Putih Jepang – pulen dan lengket, cocok untuk menyeimbangkan kuah kari.
Beberapa restoran menambahkan acar fukujinzuke atau rakkyo untuk memberi kontras rasa segar.
Katsu Curry dalam Kehidupan Sehari-hari
Kini, Katsu Curry bukan lagi makanan mewah, melainkan comfort food sejuta umat di Jepang. Hidangan ini bisa ditemukan di berbagai tempat: mulai dari restoran khusus curry house, warung ramen, izakaya, hingga gerai cepat saji. Bahkan, banyak rumah tangga Jepang yang memasak kari instan sendiri dan menambahkan tonkatsu sebagai pelengkap.

Menariknya, setiap daerah di Jepang memiliki sedikit variasi dalam penyajian Katsu Curry. Ada yang menambahkan keju, telur mata sapi, hingga sayuran panggang sebagai topping tambahan.
Popularitas Katsu Curry di Dunia
Seiring dengan menyebarnya kuliner Jepang ke berbagai belahan dunia, Katsu Curry juga ikut mendunia. Di negara-negara Barat, hidangan ini mulai populer di restoran Jepang maupun fusion, bahkan sering masuk dalam daftar menu “must-try” bagi pecinta makanan Jepang.
Banyak orang menyukai karena rasanya yang bersahabat dengan lidah internasional: tidak terlalu pedas, kaya rasa, dan mengenyangkan. Kelebihan ini menjadikan sebagai salah satu ikon kuliner Jepang modern, sejajar dengan ramen dan sushi.
Kesimpulan
Katsu Curry adalah bukti nyata bagaimana kuliner dapat berkembang melalui akulturasi budaya. Kelezatan renyahnya daging goreng panko berpadu dengan kuah kari kental yang kaya rasa membuat Katsu Curry bukan sekadar makanan, melainkan juga bagian dari identitas kuliner Jepang modern.
Bagi siapa pun yang berkunjung ke Jepang, mencicipi Katsu Curry adalah pengalaman wajib. Hidangan ini tidak hanya mengenyangkan perut, tetapi juga mengajak kita memahami perjalanan sejarah dan budaya yang melingkupinya.