Tradisikuliner.com – Ketika membicarakan oleh-oleh khas Medan, nama Bika Ambon pasti langsung muncul di urutan teratas. Meski namanya menyebut “Ambon”, kota yang jadi rumah asli kudapan manis ini justru adalah Medan, Sumatera Utara. Dengan tekstur unik yang berongga dan aroma harum yang menggoda, tak hanya sekadar kue, tapi juga ikon kuliner yang mencerminkan kekayaan budaya lokal.
Asal Usul Nama yang Bikin Bingung
Banyak orang bertanya-tanya, mengapa kue ini dinamakan Bika Ambon, padahal asalnya dari Medan? Ada beberapa versi cerita yang beredar. Salah satunya menyebutkan bahwa kue ini pertama kali dijual di Jalan Ambon, Medan.
Meski tidak ada hubungan langsung dengan Kota Ambon di Maluku, nama unik ini justru menjadi daya tarik tersendiri. Banyak wisatawan penasaran dan akhirnya jatuh cinta pada kelezatan kue bertekstur kenyal dengan rongga-rongga khas ini.
Rahasia Tekstur Berongga yang Menawan
Apa yang membuat Bika Ambon berbeda dari kue lainnya? Jawabannya ada pada proses fermentasi dan bahan-bahan khas yang digunakan. Bika Ambon dibuat dari campuran tepung sagu, santan, telur, gula, dan air nira (atau air kelapa fermentasi).
Hasilnya adalah kue dengan tekstur lembut dan kenyal di bagian dalam, namun agak garing di bagian pinggir, dengan rongga-rongga yang membuat tampilannya unik dan menarik.

Dari Tradisional ke Inovatif
Di masa lalu hanya memiliki satu varian rasa: original kuning keemasan dengan aroma khas. Namun seiring perkembangan zaman, banyak inovasi yang hadir. Kini, kita bisa menemukan Bika Ambon dengan berbagai varian rasa seperti pandan, keju, cokelat, durian, bahkan matcha.
Meskipun demikian, varian klasik tetap menjadi favorit banyak orang. Kesederhanaan rasa manis alami dengan aroma kelapa dan nira memberikan kenangan tersendiri, terutama bagi mereka yang tumbuh besar dengan kue ini di rumah atau ketika berkunjung ke Medan.
Bika Ambon dan Budaya Medan
Lebih dari sekadar oleh-oleh, Bika Ambon sudah menjadi bagian dari identitas kuliner Kota Medan. Hampir di setiap sudut kota, terutama di kawasan Jalan Majapahit, kita bisa menemukan toko-toko legendaris yang antreannya tidak pernah sepi.
Kue ini sering hadir dalam acara perayaan, pernikahan, hingga hantaran Lebaran. bukan hanya disukai karena rasanya, tapi juga karena maknanya yang menyimbolkan kehangatan dan kebersamaan.
Tips Menikmati dan Menyimpan Bika Ambon
Jika kamu ingin membawa sebagai oleh-oleh, ada beberapa tips yang perlu kamu tahu. Pilihlah kue yang baru dipanggang agar lebih tahan lama, biasanya bisa bertahan hingga 4–5 hari di suhu ruang. Simpan di tempat yang kering dan tertutup rapat.

Untuk mendapatkan sensasi rasa maksimal, kamu bisa menghangatkannya sebentar di oven agar tekstur dan aroma khasnya kembali seperti saat baru matang. Dan jangan lupa, secangkir teh atau kopi hangat bisa menjadi pasangan sempurna saat menikmati sepotong Bika Ambon.
Kesimpulan
Bika Ambon adalah warisan kuliner Medan yang telah menembus batas daerah dan bahkan negara. Dari tekstur berongga yang khas, aroma harum yang menggoda, hingga rasa manis yang pas di lidah, kue ini tak hanya memikat perut tapi juga hati. Di balik kesederhanaannya, menyimpan cerita, tradisi, dan inovasi yang terus berkembang.
Jadi, jika kamu sedang berkunjung ke Medan atau ingin mencoba sesuatu yang berbeda, jangan lupa mencicipi Bika Ambon: kue berongga lembut yang jadi ikon kuliner Medan dan bikin siapa pun jatuh cinta sejak gigitan pertama.