Tradisikuliner.com Jika mendengar kata “Garut”, sebagian besar orang mungkin akan langsung teringat pada dodol. Namun, ada satu lagi kudapan khas daerah ini yang tak kalah memikat, meskipun masih tersembunyi di balik popularitas camilan lainnya. Namanya Burayot, kue manis tradisional khas Sunda yang menawarkan sensasi rasa autentik dan bentuk yang unik.

Apa Itu Burayot?

Nama “Burayot” berasal dari bahasa Sunda yang berarti “menggantung” atau “menggembung.” Nama ini diambil dari bentuk fisik kue ini yang terlihat menggantung saat digoreng, dengan bagian tengahnya yang mengembung dan bagian ujungnya lebih kecil.

Terbuat dari bahan sederhana seperti tepung beras, gula merah, dan santan, menyimpan kelezatan yang membuat siapa pun ingin kembali mencicipinya.

Proses Pembuatan Tradisional yang Masih Terjaga

Salah satu daya tarik utama dari Burayot adalah proses pembuatannya yang masih mempertahankan teknik tradisional. Minyak harus benar-benar panas agar bagian luar cepat mengeras sementara bagian dalamnya tetap lembut dan tidak kering. Keahlian dalam mengatur suhu dan waktu menggoreng sangat menentukan hasil akhir.

burayot

Cita Rasa Tradisional yang Membuat Nostalgia

Burayot bukan sekadar camilan, tapi juga pemantik kenangan masa kecil bagi banyak orang Sunda. Biasanya disajikan saat acara keluarga, hajatan, atau di warung-warung kecil di pelosok Garut. Rasa manis alami dari gula merah, berpadu dengan gurihnya santan dan aroma gorengan, menjadikan sebagai camilan yang menghadirkan nostalgia.

Kelezatan Burayot semakin terasa saat disantap dengan segelas teh panas di sore hari. Perpaduan rasa dan teksturnya yang khas membuatnya cocok untuk segala usia—mulai dari anak-anak hingga orang tua.

Burayot di Tengah Modernisasi Kuliner

Meski tergolong makanan tradisional, tak luput dari sentuhan modern. Kini, banyak pelaku UMKM di Garut mulai mengemas Burayot dalam tampilan yang lebih menarik dan higienis untuk kebutuhan oleh-oleh atau penjualan online.

burayot

Melestarikan Rasa, Menjaga Tradisi

Burayot adalah bukti bahwa kuliner tradisional bisa tetap eksis di tengah modernisasi jika dijaga dan diperkenalkan dengan cara yang tepat. Ia bukan hanya soal rasa, tapi juga tentang nilai budaya dan tradisi masyarakat Sunda.

Kesimpulan

Burayot Garut bukan sekadar makanan ringan. Ia adalah representasi dari kehangatan, tradisi, dan kekayaan rasa yang lahir dari dapur masyarakat Sunda. Satu gigitan saja cukup untuk membuat Anda jatuh cinta pada camilan mungil ini.

By kuliner

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *