Begitu mendengar frasa 8 seafood berbahaya yang populer di Jepang, pikiran kita mungkin langsung tertuju pada makanan laut eksotis yang hanya bisa kita temukan di negeri sakura. Namun, di balik kelezatannya, ada risiko yang tidak main-main. Jepang memang surganya seafood, tapi beberapa di antaranya bisa berubah menjadi ancaman bila proses pengolahannya tidak dengan tepat. Artikel Tradisi Kuliner kali ini akan membawa Anda menjelajahi sisi gelap dari kuliner laut Jepang yang tampak menggoda, namun menyimpan potensi bahaya tersembunyi.
Makanan Laut di Jepang: Antara Tradisi dan Risiko

Jepang terkenal dengan budaya makan lautnya yang sangat kuat. Dari sashimi mentah hingga sup rumput laut panas, seafood adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Namun, tidak semua makanan laut aman untuk anda konsumsi, bahkan di negara yang terkenal dengan standar kebersihannya.
Mengapa Seafood Bisa Berbahaya?
Makanan laut bisa menjadi berbahaya karena berbagai alasan—racun alami, kandungan logam berat, cara pengolahan yang salah, atau bahkan mikroorganisme patogen yang tak terlihat. Di Jepang, beberapa seafood tertentu terkenal luas sebagai makanan ekstrem yang proses penyajiannya hanya boleh melalui koki bersertifikat.
1. *Fugu* – Si Ikan Buntal Beracun**
Salah satu seafood berbahaya paling terkenal
Tak ada yang lebih legendaris dari fugu—ikan buntal dengan kandungan racun tetrodotoxin yang mematikan. Racunnya 1.200 kali lebih kuat dari sianida dan tidak ada penawarnya. Meski begitu, fugu tetap banyak yang mengkonsumsinya sebagai simbol keberanian dan keterampilan koki. Di Jepang, hanya koki berlisensi khusus yang boleh menyajikannya. Kesalahan sedikit saja bisa berakibat fatal.
2. *Namako* – Teripang Mentah yang Menggoda**
Terlihat aneh, terasa kenyal, berisiko tinggi
Namako atau teripang mentah adalah delikates laut yang disajikan dengan cuka. Meski kaya nutrisi, konsumsi mentahnya bisa mengundang bahaya jika tidak ditangani secara higienis. Teripang bisa menyerap logam berat dan bakteri dari dasar laut. Dalam beberapa kasus, kontaminasi bisa menyebabkan keracunan makanan serius.
3. *Aka Gai* – Kerang Darah yang Kaya Besi**
Rasa manis namun bisa mengandung virus
Aka Gai atau kerang darah disukai karena teksturnya yang lembut dan kaya rasa. Namun, habitatnya di perairan dangkal membuatnya rentan terhadap virus seperti hepatitis A dan norovirus. Penyajian mentah sangat umum, sehingga risiko infeksi meningkat.
4. *Shirako* – “Susu Ikan” yang Kontroversial**
Lembut dan mewah, tapi tidak untuk semua perut
Shirako, yang berarti “anak putih” dalam bahasa Jepang, sebenarnya adalah sperma dari ikan cod, buntal, atau anglerfish. Biasanya disajikan mentah atau sedikit dipanaskan. Meskipun dianggap sebagai delikates, teksturnya yang licin dan penyajian mentah membuatnya berisiko jika tidak segar. Beberapa laporan menyebutkan kasus infeksi akibat bakteri Vibrio dari konsumsi shirako yang tidak higienis.
5. *Ankimo* – Hati Anglerfish yang Kaya Rasa**
Lezat tapi penuh kolesterol dan risiko kontaminasi
Dijuluki sebagai “foie gras-nya laut,” ankimo adalah hati ikan angler yang difermentasi dengan sake dan garam. Meski gurih, hati adalah organ yang menyerap racun dan logam berat. Risiko terbesar datang dari proses fermentasi yang bisa gagal jika tidak steril, menyebabkan pertumbuhan bakteri jahat.
6. *Kani Miso* – Otak Kepiting yang Dipuja**
Aroma tajam, rasa pekat, risiko tinggi
Kani miso adalah isi dari kepala kepiting, termasuk otak dan kelenjar pencernaannya. Walau menjadi favorit pecinta seafood, bagian ini menyimpan banyak kontaminan—dari dioxin hingga logam berat seperti merkuri. Jepang memang terkenal akan kepitingnya, tapi konsumsinya perlu dibatasi, terutama bagi ibu hamil dan anak-anak.
7. *Sashimi Ikan Air Tawar* – Tampak Aman, Tapi Tidak**
Parasite alert!
Ikan air tawar seperti ayu atau ikan mas Jepang kadang disajikan sebagai sashimi. Namun, berbeda dengan ikan laut, ikan air tawar lebih berisiko mengandung parasit seperti Clonorchis sinensis dan Diphyllobothrium latum. Parasit ini bisa menyebabkan infeksi kronis pada hati dan sistem pencernaan.
8. *Awabi* – Abalone Mentah yang Bisa Menyebabkan Alergi**
Eksotis, langka, dan… bisa mematikan?
Awabi atau abalone Jepang adalah moluska mahal yang sering orang konsumsi dalam keadaan mentah. Namun, beberapa orang mengalami reaksi alergi hebat setelah mengonsumsinya. Selain itu, abalone bisa mengandung toksin dari alga beracun seperti domoic acid, yang menyebabkan sindrom amnesia jika mengkonsumsinya dalam jumlah besar.
Apa yang Membuat Seafood Jepang Rentan Berbahaya?
Jepang memiliki budaya raw food yang sangat kuat. Sashimi dan sushi menjadi simbol kuliner mereka. Namun, seafood berbahaya ini justru lahir dari kecintaan mereka pada cita rasa alami dan segar. Ketika makanan masih mentah, risiko infeksi atau keracunan meningkat drastis.
Langkah Aman Menikmati Seafood di Jepang
1. Pastikan restoran memiliki izin resmi.
2. Pilih seafood yang matang jika ragu.
3. Hindari makan seafood mentah saat musim panas.
4. Konsultasikan dengan dokter jika punya alergi makanan laut.
Kenapa Orang Jepang Tetap Makan Seafood Berbahaya Ini?
Bagi masyarakat Jepang, makan seafood berbahaya bukan sekadar soal rasa, melainkan bentuk kepercayaan, keberanian, dan warisan budaya. Makanan seperti fugu banyak yang menganggapnya sebagai pengalaman spiritual yang tak bisa tergantikan. Namun, dengan semua risiko ini, penting untuk bijak dan waspada.
Kesimpulan: 8 Seafood Berbahaya yang Populer di Jepang
Sebagaimana telah kita jelajahi dalam artikel 8 seafood berbahaya yang populer di Jepang, meski tampil menggoda di meja makan, beberapa seafood ini menyimpan potensi bahaya yang tidak boleh kita anggap remeh. Jepang memang juara dalam mengolah hasil laut, tetapi sebagai penikmat, kita perlu membekali diri dengan informasi dan kewaspadaan. Kuliner seharusnya membawa kenikmatan, bukan malapetaka.