Begitu Anda membaca judul 8 Jenis Hot Dog dari Berbagai Belahan Dunia, bayangan pertama yang mungkin muncul adalah roti panjang, sosis asap mengepul, dan saus berlimpah. Tapi tahukah Anda? Hot dog tak sesederhana kelihatannya. Dari jalanan sibuk New York hingga kios kecil di Tokyo, makanan ini telah diadopsi dan diadaptasi dengan cita rasa lokal yang mengejutkan. Ini bukan sekadar sosis dalam roti, ini adalah peta rasa dunia dalam satu gigitan.


Sejarah Singkat Hot Dog: Lebih dari Sekadar Makanan Cepat Saji

Jenis Hot Dog

Sebelum Tradisi Kuliner menyelami berbagai jenis hot dog di dunia, ada baiknya menoleh ke belakang sejenak. Hot dog berakar dari frankfurter atau wiener, dua jenis sosis yang berasal dari Jerman. Ketika para imigran Jerman membawa budaya ini ke Amerika Serikat, mereka menciptakan versi baru—hot dog—yang kini menjadi ikon budaya pop.


1. Chicago-Style Hot Dog, Amerika Serikat

Bukan Hot Dog Biasa

Hot dog ini terkenal karena prinsip “tanpa saus tomat” yang sakral. Sosis sapi yang dimasak dengan uap, disajikan dalam roti bertabur biji poppy. Ditambah irisan tomat segar, acar dill, paprika sport, relish hijau neon, mustard kuning, dan sejumput garam seledri.

Kunci kelezatan: perpaduan rasa manis, asam, asin, dan pedas yang menari-nari di lidah. Di Chicago, hot dog ini lebih dianggap sebagai karya seni daripada makanan cepat saji.


2. Japadog, Jepang

Fusion Rasa Jepang-Amerika yang Meledak di Mulut

Bayangkan sosis terbalut rumput laut, mayonnaise, dan teriyaki sauce, lalu dengan tambahan taburan serpihan ikan kering (katsuobushi). Inilah Japadog.

Pertama kali populer di Vancouver oleh imigran Jepang, sekarang Japadog juga hadir di jalan-jalan Tokyo. Teksturnya kontras—gurih dan renyah—dengan aroma khas masakan Jepang yang bikin ketagihan.


3. Currywurst Hot Dog, Jerman

Paduan Klasik Antara Saus Kari dan Sosis

Berbeda dari hot dog ala Amerika, Currywurst mengandalkan sosis yang digoreng lalu dipotong-potong dan disiram saus kari tomat yang tebal. Biasanya disajikan dengan kentang goreng.

Sensasinya? Pedas ringan, manis, dan aromatik—menghangatkan tubuh di musim dingin Jerman. Kini, banyak yang menghidangkannya dalam roti panjang ala hot dog, menjadikannya salah satu jenis hot dog paling populer di Eropa.


4. Completo, Chili

Hot Dog Versi Ekstra

Dari namanya saja sudah bisa terbayang: completo berarti “lengkap”. Sosis besar di dalam roti empuk, lalu dengan tambahan avokad, tomat cincang, dan saus mayones tebal yang kadang-kadang bisa menyelimuti seluruh hot dog.

Pro tip: Jangan coba makan ini dengan tangan kosong di pertemuan formal—completo adalah makanan berantakan yang lezat.


5. Pølse Med Lompe, Norwegia

Hot Dog Ala Skandinavia dengan Sentuhan Lembut

Berbeda dari kebanyakan negara yang menggunakan roti, orang Norwegia membungkus sosis mereka dengan lompe, yaitu roti pipih kentang yang mirip tortilla. Penyajiannya dengan tambahan mustard, bawang goreng, dan kadang-kadang keju.

Uniknya? Rasa sosisnya ringan, tidak seasin versi Amerika, tapi tekstur lompe-nya membuat sensasi menggigit lebih halus dan lembut.


6. Pancho, Argentina

Simpel tapi Memuaskan

Di negara pencinta daging seperti Argentina, pancho mungkin terlihat sederhana. Tapi justru di situlah daya tariknya. Rebus sosis, kemudian sajikan dalam roti panjang, lalu beri tambahan mayones, saus tomat, mustard, dan terkadang kentang goreng halus sebagai topping.

Kenapa jadi favorit? Karena pancho adalah lambang kesederhanaan yang mengenyangkan—murah, cepat, dan lezat.


7. Seoul Street Hot Dog, Korea Selatan

Manis, Gurih, dan Renyah Sekaligus

Tak seperti hot dog biasa, Seoul hot dog sering kali ditusuk layaknya corndog, kemudian dicelupkan dalam adonan tepung dan digoreng. Beberapa varian bahkan menggunakan lapisan gula di luar, atau dengan isian dengan keju mozzarella meleleh.

Favorit anak muda Korea! Bisa anda temukan di setiap pojok jalan dan menjadi bagian dari tren street food Korea yang mendunia.


8. Icelandic Hot Dog (Pylsur), Islandia

Rahasia yang Disimpan Dingin

Salah satu rahasia kuliner Islandia yang paling mengejutkan adalah hot dog mereka. Terbuat dari campuran daging domba, sapi, dan babi, sosis pylsur memiliki aroma smoky yang khas. Penyajiannya dengan saus cokelat manis (remoulade), mustard, bawang goreng, dan acar.

Kata warga lokal? Tidak sah ke Islandia kalau belum coba pylsur. Bahkan mantan Presiden Amerika, Bill Clinton, pernah mampir ke kios terkenal Bæjarins Beztu Pylsur di Reykjavik.


Kenapa Hot Dog Menjadi Fenomena Global?

Karena fleksibel dan mudah untuk modifikasi. Tak seperti pizza atau burger yang punya pakem lebih ketat, hot dog bisa beradaptasi dengan budaya lokal, dari topping, roti, hingga jenis sosisnya. Tak heran jika ada begitu banyak jenis hot dog unik di berbagai negara.


Tips Menikmati Hot Dog Sejati: Gigit, Rasakan, dan Jangan Buru-Buru

  • Jangan langsung mengunyahnya dengan cepat. Ambil waktu untuk mengecap rasa rempah dan topping-nya.
  • Eksperimen dengan topping. Coba taburan bawang putih goreng atau sambal lokal.
  • Nikmati dengan teman. Karena hot dog sejati bukan sekadar makanan, tapi pengalaman sosial.

Modifikasi Hot Dog Dari Berbagai Belahan Dunia

Dari Chicago-style yang ribet tapi mengesankan, hingga Japadog yang mencampur rasa tradisional Jepang dengan makanan jalanan Amerika, kita bisa melihat bagaimana jenis hot dog merepresentasikan budaya di setiap gigitannya.

8 Jenis Hot Dog dari Berbagai Belahan Dunia bukan hanya daftar makanan, tetapi juga cerminan bagaimana sesuatu yang sederhana bisa jadi luar biasa saat tersentuh oleh kreativitas manusia. Jadi, lain kali Anda makan hot dog, bayangkan bahwa Anda sedang menjelajahi dunia—tanpa perlu naik pesawat.


Apakah Anda siap menciptakan versi hot dog Anda sendiri hari ini?

By kuliner

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *