Tradisikuliner.com – Bagi penggemar kuliner Timur Tengah, ada satu hidangan yang tidak boleh dilewatkan: Manakish. Roti pipih khas Lebanon ini telah menjadi bagian penting dari budaya makanan Timur Tengah selama berabad-abad. Dengan tekstur lembut, aroma gurih, dan beragam topping yang kaya rasa, Manakish bukan sekadar roti, tetapi juga pengalaman kuliner yang memikat semua indera.
Apa Itu Manakish?
Manakish (atau Manousheh) adalah roti pipih yang dipanggang dengan berbagai topping khas Lebanon. Kulit rotinya dibuat dari tepung gandum, air, garam, ragi, dan minyak zaitun, sehingga menghasilkan tekstur lembut namun sedikit renyah di bagian pinggir.
Topping Manakish bisa sangat beragam, mulai dari yang klasik hingga modern. Beberapa topping populer antara lain:
- Za’atar: campuran rempah, biji wijen, dan minyak zaitun, memberikan aroma khas dan rasa gurih.
- Cheese: biasanya keju Akkawi atau Halloumi yang meleleh saat dipanggang.
- Daging cincang atau sayuran: untuk variasi yang lebih mengenyangkan.

Sejarah dan Tradisi Manakish
Manakish telah ada sejak zaman kuno di wilayah Levant, termasuk Lebanon, Suriah, dan Yordania. Roti ini awalnya dibuat sebagai makanan sederhana untuk penduduk desa, namun kemudian menjadi hidangan populer di kota-kota besar.
Membuat Manakish bukan sekadar memasak. Setiap keluarga di Lebanon memiliki resep dan teknik rahasia, terutama dalam mencampur za’atar atau menyesuaikan tingkat keasaman adonan. Proses ini menunjukkan bagaimana makanan sederhana bisa menjadi simbol budaya, tradisi, dan identitas nasional.
Cita Rasa yang Otentik
Yang membuat Manakish begitu istimewa adalah harmoni antara tekstur dan rasa. Roti pipih yang hangat dan lembut berpadu dengan aroma za’atar yang gurih dan sedikit asam, menciptakan pengalaman rasa yang unik.
Selain rasa, aroma Manakish yang baru keluar dari oven memiliki daya tarik tersendiri. Aroma hangat rempah dan roti segar bisa membangkitkan selera dan membuat pengalaman makan semakin menyenangkan.
Variasi dan Penyajian Modern
Seiring globalisasi, Manakish mulai dikenal di seluruh dunia, dari kafe di Eropa hingga restoran Timur Tengah di Amerika dan Asia. Versi modern kadang mengombinasikan topping internasional seperti pesto, mozzarella, atau sayuran panggang, namun tetap mempertahankan sentuhan otentik dari roti pipih tradisional.

Di Lebanon, Manakish disajikan hangat, sering kali dilipat atau digulung, dan dinikmati dengan teh, kopi, atau yogurt. Rasanya yang ringan namun kaya membuatnya ideal sebagai sarapan, camilan sore, atau makanan ringan saat bepergian.
Manakish dan Budaya Sosial
Manakish bukan hanya soal rasa, tetapi juga interaksi sosial. Di pasar tradisional Lebanon, orang-orang berkumpul untuk membeli Manakish, berbincang, dan menikmati sarapan bersama. Kegiatan ini memperkuat ikatan komunitas dan menunjukkan bagaimana makanan sederhana bisa menjadi jembatan budaya dan kebersamaan.
Kesimpulan
Manakish adalah lebih dari sekadar roti pipih. Ia adalah simbol budaya Lebanon, perpaduan rasa dan aroma yang memikat, serta pengalaman kuliner yang kaya sejarah. Dari topping za’atar klasik hingga inovasi modern, setiap gigitan menghadirkan sensasi gurih, hangat, dan autentik. Bagi siapa saja yang ingin mengeksplorasi rasa Timur Tengah, Manakish adalah pilihan sempurna.