Tradisikuliner.com Indonesia adalah negeri dengan kekayaan kuliner yang luar biasa, dan salah satu hidangan yang paling ikonik dari Jawa Timur adalah rawon. Sejarah rawon sup daging berkuah hitam ini telah memikat lidah masyarakat sejak ratusan tahun lalu. Warnanya yang pekat, aromanya yang khas, serta cita rasanya yang gurih membuat rawon tidak hanya sekadar makanan, tetapi juga warisan budaya yang melekat erat pada identitas kuliner Jawa Timur.

Asal Usul Rawon dalam Catatan Sejarah

Rawon dipercaya sudah ada sejak masa Kerajaan Mataram Kuno sekitar abad ke-10 Masehi. Bukti sejarah keberadaan rawon ditemukan dalam prasasti dan naskah kuno, seperti Prasasti Taji yang berasal dari era Raja Balitung. Dalam catatan tersebut, disebutkan istilah rarawwan, yang oleh banyak sejarawan dianggap merujuk pada hidangan rawon.

sejarah rawon

Kekuatan Rasa dari Kluwek

Ciri khas rawon terletak pada kuah hitamnya yang pekat. Warna ini berasal dari kluwek, biji berwarna hitam yang memberi rasa gurih, sedikit pahit, namun kaya umami. Penggunaan kluwek dalam rawon menunjukkan kejeniusan masyarakat Jawa dalam mengolah bahan alami menjadi bumbu masakan dengan rasa yang kompleks.

Rawon Sebagai Simbol Kuliner Jawa Timur

Rawon bukan sekadar makanan sehari-hari, melainkan juga simbol kekayaan budaya Jawa Timur. Hidangan ini sering hadir dalam acara adat, kenduri, hingga jamuan resmi. Bagi masyarakat Jawa Timur, rawon adalah menu kebanggaan yang mencerminkan warisan nenek moyang sekaligus kehangatan kebersamaan dalam keluarga. Tidak hanya di Surabaya atau Malang, rawon juga tersebar ke berbagai daerah lain di Indonesia.

Variasi Rawon di Berbagai Daerah

Meski identik dengan Jawa Timur, rawon juga mengalami adaptasi di daerah lain. Beberapa daerah juga menambahkan lauk pendamping khas, seperti tempe goreng, telur asin, hingga sambal terasi yang memperkaya cita rasa. Namun, elemen utama rawon tetap sama: kuah hitam pekat dengan aroma kluwek yang khas.

sejarah rawon

Rawon di Mata Dunia

Rawon kini tidak hanya populer di dalam negeri, tetapi juga mulai diperkenalkan ke kancah internasional. Wisatawan asing yang berkunjung ke Jawa Timur sering menjadikan rawon sebagai salah satu hidangan wajib untuk dicoba. Bahkan, beberapa restoran Indonesia di luar negeri memasukkan rawon dalam menu utama mereka sebagai representasi kuliner khas Jawa Timur.

Uniknya, banyak yang menyebut rawon sebagai “black soup from Indonesia” karena warna kuahnya yang khas. Keunikan inilah yang menjadikan rawon berbeda dari sup daging lain di dunia, sekaligus mempertegas identitas kuliner Nusantara di mata global.

Kesimpulan

Sejarah rawon membuktikan bahwa kuliner bukan hanya soal rasa, tetapi juga tentang warisan budaya dan identitas suatu bangsa. Dari prasasti abad ke-10 hingga dapur modern saat ini, rawon tetap bertahan sebagai hidangan legendaris Jawa Timur yang kaya makna.

Dengan kuah hitam dari kluwek, aroma rempah Nusantara, dan potongan daging sapi empuk, rawon bukan hanya makanan pengganjal perut, melainkan juga kisah panjang perjalanan kuliner Indonesia.

By kuliner

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *