Tradisikuliner.com Bagi siapa pun yang pernah berjalan kaki di jalanan Istanbul pada pagi hari, aroma khas dari roti yang dipanggang, renyah di luar namun lembut di dalam, hampir pasti datang dari simit. Roti berbentuk cincin ini telah menjadi ikon kuliner jalanan Turki selama berabad-abad.

Lebih dari sekadar roti, simit adalah pengalaman: kenikmatan sederhana yang bisa disantap di taman, di pinggir Bosphorus, atau bahkan sambil menunggu trem pagi. Artikel ini akan mengulas asal-usul simit, keistimewaannya dibanding roti lain, serta resep otentik yang bisa Anda coba di rumah—plus satu sentuhan modern: versi simit dengan topping wijen hitam dan putih yang lebih aromatik dan menggugah selera.

Apa Itu Simit?

Simit adalah roti berbentuk cincin yang dibuat dari adonan sederhana berbahan dasar tepung terigu, air, ragi, dan sedikit gula. Teksturnya unik—bagian luar garing dan renyah, tapi bagian dalam tetap empuk dan berserat. Simit juga memiliki rasa sedikit manis dari molase, yang berpadu sempurna dengan rasa gurih dari wijen dan roti.

Sejarah Singkat Simit

Jejak simit dapat ditelusuri hingga era Kekaisaran Ottoman abad ke-16. Beberapa catatan sejarah menyebutkan bahwa simit pertama kali dibuat di dapur istana Sultan sebagai bagian dari hidangan sarapan bangsawan. Menariknya, bentuk dan ukuran bisa berbeda-beda tergantung kota di Turki. Di Ankara, cenderung lebih renyah dan lebih kecil, sedangkan di Istanbul, lebih tebal dan empuk.

simit

Resep Simit Klasik dengan Topping Wijen

Porsi: 6 buah
Waktu total: ±2 jam (termasuk fermentasi)

Bahan Adonan:

  • 500 gram tepung terigu protein sedang
  • 1 sdm gula pasir
  • 1 sdt garam
  • 1 sdm ragi instan
  • 300 ml air hangat
  • 2 sdm minyak zaitun

Bahan Celupan:

  • 5 sdm molase anggur (pekmez)
  • 5 sdm air

Topping:

  • 100 gram wijen sangrai (bisa campur putih dan hitam)

Cara Membuat:

  1. Campur bahan kering, lalu tuangkan air hangat dan minyak. Uleni hingga kalis dan elastis (±10 menit). Tutup dengan kain, diamkan 1 jam hingga mengembang dua kali lipat.
  2. Kempiskan adonan, bagi menjadi 6 bagian. Ambil satu bagian, bagi dua, gulung jadi tali panjang, lalu pilin kedua tali dan satukan ujungnya membentuk cincin.
  3. Campur molase dan air dalam mangkuk. Celupkan simit ke dalam larutan ini, lalu gulingkan ke biji wijen hingga seluruh permukaan tertutup rata.
  4. Susun di atas loyang berlapis baking paper.
  5. Panggang dalam oven suhu 200°C selama 20–25 menit hingga keemasan dan renyah.
  6. Sajikan hangat dengan teh hitam Turki, selai, atau keju feta.
simit

Sentuhan Modern: Campuran Wijen Putih dan Hitam

Untuk tampilan yang lebih menarik dan rasa yang sedikit lebih kompleks, coba gunakan campuran wijen putih dan hitam sebagai topping. Wijen hitam memberikan aroma yang lebih kuat dan sedikit pahit, menciptakan kontras rasa dengan manisnya molase. Ini bukan hanya membuat simit Anda berbeda, tapi juga lebih fotogenik—cocok untuk Anda yang ingin berbagi kreasi kuliner di media sosial.

Simit dalam Kehidupan Sehari-Hari di Turki

Tak lengkap rasanya membahas simit tanpa menyebut penjual keliling simit (simitçi)—pria yang menjajakan simit dengan baki besar di kepala, atau menggunakan gerobak merah khas yang mudah ditemui di taman dan halte. Harga tetap terjangkau bagi semua kalangan, menjadikannya “sarapan rakyat” yang tak tergantikan selama ratusan tahun.

Penutup

Simit bukan hanya tentang rasa, tapi juga tradisi, budaya, dan momen kebersamaan. Membuat sendiri di rumah membawa Anda lebih dekat dengan cita rasa otentik Turki, sekaligus menghadirkan suasana pagi di Istanbul yang magis.

By kuliner

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *